Sabtu, 12 Oktober 2019

Tugas soft skill Paper prilaku dan tahapan audit


TUGAS SOFTSKILL PAPER PERILAKU DAN TAHAPAN AUDIT

Nama Kelompok: Julian Pratama (13116777)

Muhammad Rizky Prihandini Nur (15116094)

Fachrizal Gozali (12116430)

Kelas: 4KA06

Dosen: Budi Setiawan

 

PAPER PERILAKU

BAB I

PENDAHULUAN

Sejak tahun 1930-an sampai dengan tahun 1960-an perilaku organisasi dikenal dengan sebutan hubungan manusiawi, berdasarkan penelitian Mayo dan Roethlisberger yang dimulai dalam tahun 1920-an. Dalam tahun-tahun selanjutnya penelitian dan pengkajian tentang perilaku organisasi semakin banyak di lakukan. pada intinya perilaku organisasi adalah telaah dan penerapan pengetahuan tentang bagaimana otang-orang bertindak di dalam organisasi.

            Ada banyak pengertian tentang perilaku organisasi namun pengertian di atas dianggap yang paling mudah untuk dimengerti bagi berbagai kalangan. Jika ada bagian definisi yang mengalami perubahan tentunya ini sering dikondisikan dengan tata budaya organisasi atau model dan bentuk organisasi yang ada. Karena bagaimanapun keberadaan suatu organisasi tidak bias dipisahkan dari mana dan dimana organisasi itu berada, seperti sebuah organisasi yang beroperasi di Negara berkembang dan terbelakang atau di Negara maju tentunya format pembentukan yang mempengauhi pembentukan perilaku (behavior) organisasi tersebut menjadi berbeda-beda, walaupun tujuannya tetap saja sama.

            Kajian perilaku organisasi mencakup berbagai jenis organisasi; public, bisnis, social, dan lain-lain. Perilaku organisasi sangat ditentukan oleh perilaku manuasia yang ada di dalam organisasi, sebuah organisasi dapat tercapai ditentukan oleh perilaku manusia yang ada di dalam  organisasi. Perilaku organisasi merupakan pembelajaran tentang suatu sifat/karakteristik individual yang tercipta di lingkungan suatu organisasi. Level analisa perilaku organisasi terdiri dari tingkat individu, tingkat kelompok, dan tingkat organisasi, pembahasan pada timgkat individu meliputi kemampuan, pembelajaran, kepribadian, persepsi, sikap, motifasi, dan stress. Pada tingkat kelompok membahas tentang perilaku kelompok, pengambilan keputusan, komunikasi, kepemimpinan, kekuasaan dan politik, serta konflik organisasi. Pembahasan pada tingkat organisasi mencakup desain dan struktur organisasi, budaya organisasi, serta dilengkapi dengan perubahan dan pengembangan organisasi.


 

BAB II

PEMBAHASAN

A.          PERILAKU INDIVIDU

Perilaku individual adalah suatu reaksi yang dimiliki oleh seorang individual terhadap segala sesuatu yang dilihat, dirasa dan dipahami untuk slanjutnya terbentuk dalam perbuatan atau sikap. Dalam konteks ilmu perilaku dijelaskan bahwa setiap orang memiliki pandangan yang berbeda-beda dalam menilai dan memahami setiap keadaan apalagi jika itu dituangkan dengan latar belakang yang pernah dijalaninya. Aplikasinya tergambarkan pada setiap keputusan yang dibuat, termasuk keputusan itu bias memberi pengaruh pada organisasi tempat ia bernaung.

Perilaku individu dalam organisasi adalah bentuk interaksi antara karakteristik individu dengan karakteristik organisasi. Individu memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Dalam hal ini perbedaan individu muncul karena beberapa faktor diantaranya adalah sebagai berikut:

·         Kemampuan yang tidak sama antar manusia satu dengan manusia lain

·         Kebutuhan yang berbeda-beda antar manusia

·         Orang berpikir tentang masa depan dan membuat pilihan bagaimana bertindak untuk mencaoai masa depan

·         Hubungan dengan pengalaman masa lalu dan kebutuhannya

·         Reaksi-reaksi yang timbul akibat kesenangan atau ketidak senangan

Sifat-sifat kepribadian perilaku individu dalam organisasi menurut teori Big Five Personality (Costa & McCrae,1997) adalah sebagai berikut:

1.   Openness to experience

 Openness menjelaskan tentang keterbukaan terhadap pengalaman, tidak menutup diri, memiliki kreatifitas yang tinggi dan cenderung fleksibel, mudah menerima perubahan, memiliki ketertarikan yang luas terhadap banyak hal. Orang yang memiliki keterbukaan ini akan memberikan ide-ide yang kreatif terhadap penyelesaian masalah.

2.    Conscientiousness

           Conscientiousness menjelaskan tentang tentang keteraturan, kedisiplinan dan keinginan mencapai suatu prestasi.  Orang yang memiliki kadar yang tinggi dalam aspek ini mampu bertindak disiplin, tidak suka menunda pekerjaan, kualitas kerja yang baik merupakan hal yang ingin dicapainya,  mampu memotivasi diri (self motivated) walaupun menghadapi tekanan dalam pekerjaan

3.    Extraversion

           Extraversion adalah keterbukaan terhadap hubungan yang luas, kebalikan dari pribadi yang introvert.  Orang yang memiliki kadar extraversion yang tinggi terlihat sebagai pribadi yang mudah bergaul,  mudah menjalin hubungan baru,  percaya diri.

4.    Agreeableness

      Agreeableness menggambarkan kepribadian yang mudah bekerjasama, tidak mudah berkonflik dengan orang lain, memahami adanya perbedaan. 

5.    Neuroticism

      Neuroticism menggambarkan ketidakstabilan emosi dan tingkat keseringan seseorang mengalami situasi emosi yang negative.  Kadar neuroticism yang tinggi menggambarkan mood yang mudah berubah, sulit mempertahankan perasaan positif terutama saat menghadapi masalah.

 

B.           PERILAKU KELOMPOK

Dalam konsep organisasi modern kemampuan bekerja dalam tim dapat dianggap salah satu syarat mutlak yang harus dimiliki. Karena pada saat ini kekompakan dianggap jauh lebih penting dibandingkan kemampuan bekerja secara terpisah. Salah satu kekuatan ketika jaringan yang dimiliki seperti mitra bisnis menaruh harapan tinggi Karen melihat kemampuan bekerja dalam satu tim secara solid. Sehingga salah satu pertanyaan yang sering diajukan dalam tes interview adalah tentang kemampuan dan kesediaan bekerja dalam satu tim.

Perilaku kelompok atau tim kerja adalah sekelompok orang yang memiliki kesamaan visi dan misi yang bekerja dalam usaha melaksanakan terwujutnya pekerjaan tersebut. Pembentukan tim kerja dilakukan karena ada keinginan untuk mempercepat suatu pekerjaan agar terlaksana sesuai dengan waktu yang ditargetkan.

Dalam membangun suatu organisasi yang berniali kompetitif dan mampu memberikan hasil kerja yang berkualitas maka kebutuhan pembentukan tim kerja dirasa Sebago suatu yang mutlak untuk diciptakan. Beberapa perusahaan dalam skala nasional dan internasional ditargetkan untuk memiliki tim kerja yang mampu menyelesaikan berbagai persoalan-persoalan dengan berbagai tingkat kesulitannya. Artinya suatu pekerjaandilaksanakan oleh merekan yang memiliki kompetensi yang berbeda-beda. Setiap perbedaan itu diukur berdasarkan keilmuan dan pengalaman. Dimana pengukuran tersebut diukur berdasarkan hasil tes dan juga pemantauan selama yang bersangkutan bekerja disana. Konsep the right man of the right place dianggap Sebago konsep yang paling representatif untuk bias mewujudkan pembentukan tim kerja yang kompetensi.

Kualitas tim kerja mempu membangun perilaku yang positif, tanggung jawab manajer adalah mengkordinasiakan, memupuk, mengarahkan, dan mengendalikan kegiatan-kegiatan kreatif para karyawan kearah pencapaian sasaran organisasi. Suasana organisasi diharapkan mendorong kreatifitas di tentukan oelh hubungan yang baik antara atasan dan bawahan, keterbukaan komunikasi, dukungan dan kerjasama yang efektif.

teori yang berasal dari George Homans. Teori pembentukan kelompok Teorinya berdasarkan pada aktifitas-aktifitas, interaksi-interaksi dan sentiment-sentimen (perasaan atau emosi). 

1)   Semakin banyak aktifitas-aktifitas seseorang  dilakukan dengan orang lain (shared), semakin beraneka interaksi-interaksinya, dan juga semakin kuat tumbuhnya sentimen-sentimen mereka.

2)   semakin banyak interaksi-interaksi di antara orang-orang maka semakin banyak kemungkinan aktifitas-aktifitas dan sentiment yang ditularkan (shared) pada orang lain.

3)   Semakin banyak aktifitas dan sentiment yang ditularkan pada  orang lain, dan semakin banyak sentiment seseorang difahami oleh orang lain, maka semakin banyak kemungkinan  ditularkannya  aktifitas dan interaksi-interaksi.

Dari pemahaman beberapa teori pembentukan kelompok, dapat kemudian diidentifikasi karakteristik dari suatu kelompok itu, menurut Reitz  karakteristik yang menonjol dari suatu kelompok itu, antara lain :

a)      Adanya dua orang atau lebih

b)      yang berinteraksi satu sama lainnya berarti, bahwa anggota kelompok paling sedikit sekali-kali bertemu, becakap-cakap dan mengerjakan sesuatu besama –sama

c)      yang saling membagi beberapa tujuan yang sama berarti, bahwa  anggota-amnggota kelompok  mempunyai kesamaan. barangkali mereka bisa membagi (share) suatu tujuan, misalnya perlindungan dari pekerjaannya, atau rasa aman mendapatkan perlindungan dalam melaksanakan pekerjaannya, atau adanya kesamaan penilaian atau rasa curiga, atau dapat pula menghadapi bersama atas perlakuan yang kurang baik dalam bekerja. demikianlah apapun dasarnya, suatu kelompok mempunyai  sesuatu yang sama sebagai salah satu ciri  yang dapat mengdentifikasikan suatu kelompok.

Penguatan yang di terima dari peroses interaksi dengan orang lain  membimbing mereka untuk mengenali dan memahami dirinya sebagai sesuatu yang special, sebagai suatu kelompok yang unik. keunikan inilah yang memberikan pemahaman bahwa orang-orang mengetahuinya sebagai suatu kelompok yang berbeda. Bentuk-bentuk kelompok, antara lain:

a.  Kelompok primer (primary Group)

Orang yang pertama kali merumuskan dan menganalisis suatu kelompok primer ini adalah Charles H.Cooley. Di dalam bukunya organisasi-organisasi social. dia menulis sebagai berikut: “Yang saya maksudkan dengan kelompok-kelompok primer itu adalah  kelompok yang dengan adanya keakraban, kerjasama dan    hubungan tatap muka”  

Semua kelompok primer adalah kelompok yang kecil ukurannya tetapi tidak semua kelompok kecil adalah primer contoh dari kelompok primer adalah keluarga dan kolega (peer group ).

b.  Kelompok formal dan informal

Kelompok formal adalah suatu kelompok yang sengaja dibentuk untuk melaksanakan suatu  tugas tertentu.Anggota-anggotanya biasanya diangkat oleh organisasi. Dan contoh dari kelompok formal itu diantaranya komite atau panitia. unit-unit kerja tertentu seperti bagian, laboraturium riset, dan pengembangan tim manajer, kelompok tukang pembersih, dan lain sebagainya.

Adapun kelompok informal adalah suatu kelompok yang tumbuh dari interaksi, daya tarik, dan kebutuhan-kebutuhan seseorang. anggota kelompok tidak diatur dan diangkat, keanggotaan ditentukan oleh daya tarik bersama dari individu dan kelompok.

c.  Kelompok terbuka dan tertutup

     Cara lain untuk  menggolongkan kelompok ialah dengan cara membedakannya antara kelompok terbuka dan tertutup. Kelompok terbuka ialah suatu kelompok yang mempunyai rasa tanggap akan perubahan dan pembaharuan. Sedangkan Kelompok tertutup adalah kecil kemungkinannya menerina perubahan dan pembaaruan, atau mempunyai kecendrungan tetap menjaga kesetabilan.

d.  Kelompok referensi

Suatu kecendrungan yang positif dari perilaku manusia ialah adanya usaha untuk mencari umpan ballik (feedback) tentang dirinya. sehingga manusia berkeinginan untuk menilai dirinya. apakah dalam menjalankan tugas berhasil atau tidak.

 

C.          PERILAKU SISTEM ORGANISASI

1.       Organisasi sebagai sistem social

 Organisasi adalah Sekumpulan orang, yang terdiri dari 2 orang    atau lebih, yang saling berinteraksi dan bekerjasama untuk mencapai ideal-ideal ataupun tujuan organisasi. garis besar unsur-unsur pembentuk sebuah organisasi adalah Kumpulan 2 orang atau lebih berinteraksi dan bekerjasama mencapai tujuan bersama.

 Pada dasarnya manusia memiliki batasan dan tidak dapat hidup sendiri, sebagian besar tujuannya (keinginan) hanya dapat terpenuhi apabila yang bersangkutan berhubungan dengan manusia lainnya.

Menurut Chester L barnard pembatasan-pembatasan pencapaian tujuan ada 2 faktor :

     Pembawaan biologis atau kemampuan seseorang

     Faktor-faktor fisik lingkungan

Sebuah sistem sosial adalah suatu hubungan manusia yang kompleks dalam berinteraksi. Dalam sebuah organisasi, sistem sosial mencakup semua orang di dalamnya dan hubungan mereka antara satu orang dengan orang lain dan kepada dunia luar.

Pada awal, organisasi masih berupa kumpulan orang. Kumpulan ini dibangun berdasarkan undangan atau panggilan. Atau mungkin melalui rekrutmen. Jadi organisasi kita masih seperti terminal bus. Banyak orang tapi tanpa sistem sosial.

Tugas kita adalah membangun dan menata sistem sosial. Ada kehidupan bersama, ada hirarki ada peran tapi ada kesatuan sosial. Melalui sistem sosial ini, ide bagus dicerna dan dihayati, kemudian diekspresikan kembali dalam tindakan praktis.

Dalam tingkat yang matang, sistem sosial ini tumbuh menjadi budaya organisasi. Kultur organisasi. Jadi suatu sistem sosial merupakan bagian dari organisasi.

2.      Cara pandang organisasi sebagai system

Dalam teori organisasi dikenal adanya bermacam-macam pendapat tentang berbagai cara pandang, pendekatan, ajaran, tinjauan, model ataupun konsepsi. Di antara berbagai macam cara pandang tidak satupun yang memiliki kebenaran mutlak. Ini adalah salah satunya cara pandang organisasi sebagai sistem. 

Sistem adalah keterpaduan berbagai faktor yang saling berhubungan dan saling tergantung yang terikat oleh asas-asas tertentu dalam rangka pencapaian tujuan. Secara sederhana dalam cara pandang sistem terkandung berbagai pengertian sebagai berikut :

1.    Input Merupakan unsur yang dimasukan untuk diolah.

2.    Pengolahan Kegiatan mengubah input menjadi output.

3.    Output Hasil yang didapat dari pengolahan.

4.    Umpan balik Reaksi yg timbul dari lingkungan terhadap input, pengolahan atau output umpan balik dibedakan menjadi dua           yaitu:

Ø Umpan balik positif  Reaksi yang menunjukan adanya persetujuan dengan sistem yang berjalan.

Ø Umpan balik negatif Reaksi yang menunjukan ketidak sepakatan terhadap sistem karena diketahui adanya penyimpangan.

5.    Sistem tertutup dan sistem terbuka

Ø Sistem tertutup : sistem yang batasanya tidak dapat ditembus oleh faktor lingkungan.

Ø Sistem terbuka : sistem yang batasanya dapat ditembus oleh faktor lingkungan.

          Sebenarnya hampir tidak ada Sistem tertutup mutlak dan sistem terbuka mutlak. Maka lebih tepat Sistem relatif tertutup dan sistem relatif terbuka.

    Organisasi merupakan sistem terbuka yang selalu terdapat input, pengolahan, output dan umpan balik. Di samping itu organisasi tidak berada di dalam kekosongan melainkan dalam interaksi dengan lingkungan. Antara organisasi dengan lingkungan perlu adanya penyesuaian. Organisasi dapat menyesuaikan lingkungan atau apabila mampu merubah lingkungan. Organisasi harus sadar akan lingkungannya, bahwa unsur lingkungan berjumlah banyak dan berubah-ubah.

3.      Ruang Lingkup Organisasi dan Metode (O & M)

a.    Pengertian O & M

Rangkaian kegiatan penyempurnaan yang dilakukan secara terus menerus agar tujuan organisasi dapat tercapai dengan efisien. Lingkup kegiatan O & M meliputi penyempurnaan segala aspek administrasi. Efisiensi : perbandingan terbaik atau rasionalitas antara hasil (output) yang diperoleh dengan kegiatan yang telah dilakukan serta sumber dan waktu yang digunakan. Efesiensi = ( output dibagi input ) Efisiensi harus diperhatikan benar karena merupkan syarat atau ukuran pada pelaksanan kerja yang setepat tepatnya.  Syarat pencapaian efisiensi :

1)      Pencapaian target harus berhasil guna

2)      Pencapaian efektif

3)      Dapat dipertanggungjawabkan

4)      Pembagian kerja 

5)      Prosedur yang praktis

b.      Fungsi satuan O & M

Satuan O & M sebagai satuan penataan yang memiliki fungsi sbb:

1.      Memelihara struktur organisasi yang baik.

2.      Mengusahakan agar terlaksana dengan baik penerapan asas organisasi.

3.      Mengusahakan agar terpelihara pola-pola hub kerja yang sederhana, jelas, dan rasional.

4.      Mengusahakan agar pencapaian tujuan organisasi dapat     erlangsung secara efisien.

c.       Kegiatan O & M

1)      Analisis organisasi

2)      Analisis kepegawaian

3)      Komunikasi dalam organisasi

4)      Tentang tata kerja, prosedur kerja dan sistem kerja

5)      Penyederhanaan kerja

6)      Organisasi unit, dll 


 

BAB III

KESIMPULAN

 

Perilaku individual adalah suatu reaksi yang dimiliki oleh seorang individual terhadap segala sesuatu yang dilihat, dirasa dan dipahami untuk slanjutnya terbentuk dalam perbuatan atau sikap. Dalam konteks ilmu perilaku dijelaskan bahwa setiap orang memiliki pandangan yang berbeda-beda dalam menilai dan memahami setiap keadaan apalagi jika itu dituangkan dengan latar belakang yang pernah dijalaninya. Perilaku individu dalam organisasi adalah bentuk interaksi antara karakteristik individu dengan karakteristik organisasi. Dalam hal ini perbedaan individu muncul karena beberapa faktor diantaranya adalah sebagai berikut:

·         Kemampuan yang tidak sama antar manusia satu dengan manusia lain

·         Kebutuhan yang berbeda-beda antar manusia

·         Orang berpikir tentang masa depan dan membuat pilihan bagaimana bertindak untuk mencaoai masa depan

·         Hubungan dengan pengalaman masa lalu dan kebutuhannya

·         Reaksi-reaksi yang timbul akibat kesenangan atau ketidak senangan

 

Perilaku kelompok atau tim kerja adalah sekelompok orang yang memiliki kesamaan visi dan misi yang bekerja dalam usaha melaksanakan terwujutnya pekerjaan tersebut. Pembentukan tim kerja dilakukan karena ada keinginan untuk mempercepat suatu pekerjaan agar terlaksana sesuai dengan waktu yang ditargetkan.

Dari pemahaman beberapa teori pembentukan kelompok, dapat kemudian diidentifikasi karakteristik dari suatu kelompok itu, menurut Reitz  karakteristik yang menonjol dari suatu kelompok itu, antara lain :

a)      Adanya dua orang atau lebih

b)      yang berinteraksi satu sama lainnya berarti, bahwa anggota kelompok paling sedikit sekali-kali bertemu, becakap-cakap dan mengerjakan sesuatu besama –sama

c)      yang saling membagi beberapa tujuan yang sama berarti, bahwa  anggota-amnggota kelompok  mempunyai kesamaan.

Pada awal, organisasi masih berupa kumpulan orang. Kumpulan ini dibangun berdasarkan undangan atau panggilan. Atau mungkin melalui rekrutmen. Jadi organisasi kita masih seperti terminal bus. Banyak orang tapi tanpa sistem sosial.

Tugas kita adalah membangun dan menata sistem sosial. Ada kehidupan bersama, ada hirarki ada peran tapi ada kesatuan sosial. Melalui sistem sosial ini, ide bagus dicerna dan dihayati, kemudian diekspresikan kembali dalam tindakan praktis.

 


 

DAFTAR PUSTAKA

 

1.         Badeni, M.A, Prof, Dr, 2014, Kepemimpinan dan perilaku organisasi, Alfabeta, Bandung

2.         Deddy mulyadi, M.Si, Prof, Dr, 2015, Perilaku Organisasi dan kepemimpinan pelayanan, Alfabeta, Bandung

3.        Cane, Sheila, 1998, Kaizen Strategies for Winning Through People, (alih Bahasa Martin Widjokongko), interaksara, Batam

4.        Erliana Hasan, M.Si., 2010. Komunikasi Pemerintahan. Bandung: Refika Aditama.

5.        Hermino, Agustinus, 2013, Assesmen Kebutuhan Organisasi Persekolahan, PT. Gramedia, Jakarta.

6.        Irham fahmi, SE, M.Si, 2016, Perilaku organisasi teori, aplikasi dan kasus, Alfabeta, Bandung

7.        Sunyoto, Danang, 2013, Teori, Kuisioner,dan Proses Aalisis Data Perilaku Organisasi, Jakarta, Center  Academic Publishing Cervice

8.        Veitthzal Rivai, Prof, Dr, 2012, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, Rajawali Press, Jakarta.

9.        Wibowo, M.Phil, Prof, Dr, 2013, Perilaku Dalam Organisasi, Rajagrafindo Persada, Jakarta

10.    Winardi,S.E,Prof,DR, 1990, Asas-Asas Manajemen, Mandar Maju,                  Bandung.

 

 

 

 

 

TAHAPAN AUDIT

1. Tahapan Perencanaan
Sebagai suatu pendahuluan mutlak perlu dilakukan agar auditor mengenal benar obyek yang akan diperiksa sehingga menghasilkan suatu program audit yang didesain sedemikian rupa agar pelaksanaannya akan berjalan efektif dan efisien.

2. Mengidentifikasikan Resiko Dan Kendali
Untuk memastikan bahwa qualified resource sudah dimiliki, dalam hal ini aspek SDM yang berpengalaman dan juga referensi praktik-praktik terbaik.

3. Mengevaluasi Kendali Dan Mengumpulkan Bukti-Bukti
Melalui berbagai teknik termasuk survei, interview, observasi, dan review dokumentasi.

4. Mendokumentasikan
Mengumpulkan temuan-temuan dan mengidentifikasikan dengan auditee.

5. Menyusun Laporan
Mencakup tujuan pemeriksaan, sifat, dan kedalaman pemeriksaan yang dilakukan.