TUGAS SOFTSKILL PAPER PERILAKU DAN
TAHAPAN AUDIT
Nama Kelompok: Julian Pratama
(13116777)
Muhammad Rizky Prihandini Nur (15116094)
Fachrizal Gozali (12116430)
Kelas: 4KA06
Dosen: Budi Setiawan
PAPER PERILAKU
BAB I
PENDAHULUAN
Sejak tahun 1930-an sampai dengan tahun 1960-an
perilaku organisasi dikenal dengan sebutan hubungan manusiawi, berdasarkan
penelitian Mayo dan Roethlisberger yang dimulai dalam tahun 1920-an. Dalam
tahun-tahun selanjutnya penelitian dan pengkajian tentang perilaku organisasi
semakin banyak di lakukan. pada intinya perilaku organisasi adalah telaah dan
penerapan pengetahuan tentang bagaimana otang-orang bertindak di dalam
organisasi.
Ada banyak pengertian tentang
perilaku organisasi namun pengertian di atas dianggap yang paling mudah untuk
dimengerti bagi berbagai kalangan. Jika ada bagian definisi yang mengalami
perubahan tentunya ini sering dikondisikan dengan tata budaya organisasi atau
model dan bentuk organisasi yang ada. Karena bagaimanapun keberadaan suatu
organisasi tidak bias dipisahkan dari mana dan dimana organisasi itu berada,
seperti sebuah organisasi yang beroperasi di Negara berkembang dan terbelakang
atau di Negara maju tentunya format pembentukan yang mempengauhi pembentukan
perilaku (behavior) organisasi tersebut
menjadi berbeda-beda, walaupun tujuannya tetap saja sama.
Kajian perilaku organisasi mencakup
berbagai jenis organisasi; public, bisnis, social, dan lain-lain. Perilaku
organisasi sangat ditentukan oleh perilaku manuasia yang ada di dalam
organisasi, sebuah organisasi dapat tercapai ditentukan oleh perilaku manusia
yang ada di dalam organisasi. Perilaku
organisasi merupakan pembelajaran tentang suatu sifat/karakteristik individual
yang tercipta di lingkungan suatu organisasi. Level analisa perilaku organisasi
terdiri dari tingkat individu, tingkat kelompok, dan tingkat organisasi,
pembahasan pada timgkat individu meliputi kemampuan, pembelajaran, kepribadian,
persepsi, sikap, motifasi, dan stress. Pada tingkat kelompok membahas tentang
perilaku kelompok, pengambilan keputusan, komunikasi, kepemimpinan, kekuasaan
dan politik, serta konflik organisasi. Pembahasan pada tingkat organisasi
mencakup desain dan struktur organisasi, budaya organisasi, serta dilengkapi
dengan perubahan dan pengembangan organisasi.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PERILAKU
INDIVIDU
Perilaku
individual adalah suatu reaksi yang dimiliki oleh seorang individual terhadap
segala sesuatu yang dilihat, dirasa dan dipahami untuk slanjutnya terbentuk
dalam perbuatan atau sikap. Dalam konteks ilmu perilaku dijelaskan bahwa setiap
orang memiliki pandangan yang berbeda-beda dalam menilai dan memahami setiap
keadaan apalagi jika itu dituangkan dengan latar belakang yang pernah
dijalaninya. Aplikasinya tergambarkan pada setiap keputusan yang dibuat, termasuk
keputusan itu bias memberi pengaruh pada organisasi tempat ia bernaung.
Perilaku individu dalam organisasi
adalah bentuk interaksi antara karakteristik individu dengan karakteristik
organisasi. Individu memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Dalam hal ini
perbedaan individu muncul karena beberapa faktor diantaranya adalah sebagai
berikut:
·
Kemampuan yang tidak sama antar manusia satu dengan manusia
lain
·
Kebutuhan yang berbeda-beda antar manusia
·
Orang berpikir tentang masa depan dan membuat pilihan bagaimana
bertindak untuk mencaoai masa depan
·
Hubungan dengan pengalaman masa lalu dan kebutuhannya
·
Reaksi-reaksi yang timbul akibat kesenangan atau ketidak senangan
Sifat-sifat kepribadian perilaku
individu dalam organisasi menurut teori Big Five Personality (Costa
& McCrae,1997) adalah sebagai berikut:
1.
Openness to experience
Openness menjelaskan tentang
keterbukaan terhadap pengalaman, tidak menutup diri, memiliki kreatifitas
yang tinggi dan cenderung fleksibel, mudah menerima perubahan, memiliki
ketertarikan yang luas terhadap banyak hal. Orang yang memiliki
keterbukaan ini akan memberikan ide-ide yang kreatif terhadap penyelesaian
masalah.
2. Conscientiousness
Conscientiousness menjelaskan tentang tentang
keteraturan, kedisiplinan dan keinginan mencapai suatu prestasi.
Orang yang memiliki kadar yang tinggi dalam aspek ini mampu bertindak disiplin,
tidak suka menunda pekerjaan, kualitas kerja yang baik merupakan hal yang ingin
dicapainya, mampu memotivasi diri (self motivated) walaupun menghadapi
tekanan dalam pekerjaan
3. Extraversion
Extraversion adalah keterbukaan terhadap
hubungan yang luas, kebalikan dari pribadi yang introvert.
Orang yang memiliki kadar extraversion yang tinggi terlihat
sebagai pribadi yang mudah bergaul, mudah menjalin hubungan baru,
percaya diri.
4. Agreeableness
Agreeableness menggambarkan kepribadian yang
mudah bekerjasama, tidak mudah berkonflik dengan orang lain, memahami
adanya perbedaan.
5. Neuroticism
Neuroticism menggambarkan ketidakstabilan
emosi dan tingkat keseringan seseorang mengalami situasi emosi yang
negative. Kadar neuroticism yang tinggi menggambarkan mood yang
mudah berubah, sulit mempertahankan perasaan positif terutama saat menghadapi
masalah.
B.
PERILAKU
KELOMPOK
Dalam
konsep organisasi modern kemampuan bekerja dalam tim dapat dianggap salah satu
syarat mutlak yang harus dimiliki. Karena pada saat ini kekompakan dianggap
jauh lebih penting dibandingkan kemampuan bekerja secara terpisah. Salah satu
kekuatan ketika jaringan yang dimiliki seperti mitra bisnis menaruh harapan
tinggi Karen melihat kemampuan bekerja dalam satu tim secara solid. Sehingga
salah satu pertanyaan yang sering diajukan dalam tes interview adalah tentang
kemampuan dan kesediaan bekerja dalam satu tim.
Perilaku
kelompok atau tim kerja adalah sekelompok orang yang memiliki kesamaan visi dan
misi yang bekerja dalam usaha melaksanakan terwujutnya pekerjaan tersebut.
Pembentukan tim kerja dilakukan karena ada keinginan untuk mempercepat suatu
pekerjaan agar terlaksana sesuai dengan waktu yang ditargetkan.
Dalam
membangun suatu organisasi yang berniali kompetitif dan mampu memberikan hasil
kerja yang berkualitas maka kebutuhan pembentukan tim kerja dirasa Sebago suatu
yang mutlak untuk diciptakan. Beberapa perusahaan dalam skala nasional dan
internasional ditargetkan untuk memiliki tim kerja yang mampu menyelesaikan
berbagai persoalan-persoalan dengan berbagai tingkat kesulitannya. Artinya
suatu pekerjaandilaksanakan oleh merekan yang memiliki kompetensi yang
berbeda-beda. Setiap perbedaan itu diukur berdasarkan keilmuan dan pengalaman.
Dimana pengukuran tersebut diukur berdasarkan hasil tes dan juga pemantauan
selama yang bersangkutan bekerja disana. Konsep the right man of the right
place dianggap Sebago konsep yang paling representatif untuk bias mewujudkan
pembentukan tim kerja yang kompetensi.
Kualitas
tim kerja mempu membangun perilaku yang positif, tanggung jawab manajer adalah
mengkordinasiakan, memupuk, mengarahkan, dan mengendalikan kegiatan-kegiatan
kreatif para karyawan kearah pencapaian sasaran organisasi. Suasana organisasi
diharapkan mendorong kreatifitas di tentukan oelh hubungan yang baik antara
atasan dan bawahan, keterbukaan komunikasi, dukungan dan kerjasama yang
efektif.
teori yang
berasal dari George Homans. Teori pembentukan kelompok Teorinya berdasarkan
pada aktifitas-aktifitas, interaksi-interaksi dan sentiment-sentimen (perasaan
atau emosi).
1) Semakin
banyak aktifitas-aktifitas seseorang dilakukan dengan orang lain
(shared), semakin beraneka interaksi-interaksinya, dan juga semakin kuat
tumbuhnya sentimen-sentimen mereka.
2) semakin
banyak interaksi-interaksi di antara orang-orang maka semakin banyak
kemungkinan aktifitas-aktifitas dan sentiment yang ditularkan (shared) pada
orang lain.
3) Semakin
banyak aktifitas dan sentiment yang ditularkan pada orang lain, dan semakin banyak sentiment
seseorang difahami oleh orang lain, maka semakin banyak kemungkinan
ditularkannya aktifitas dan interaksi-interaksi.
Dari pemahaman beberapa teori pembentukan kelompok, dapat kemudian
diidentifikasi karakteristik dari suatu kelompok itu, menurut Reitz
karakteristik yang menonjol dari suatu kelompok itu, antara lain :
a) Adanya dua
orang atau lebih
b) yang
berinteraksi satu sama lainnya berarti, bahwa anggota kelompok paling sedikit
sekali-kali bertemu, becakap-cakap dan mengerjakan sesuatu besama –sama
c) yang saling
membagi beberapa tujuan yang sama berarti, bahwa anggota-amnggota
kelompok mempunyai kesamaan. barangkali mereka bisa membagi (share) suatu
tujuan, misalnya perlindungan dari pekerjaannya, atau rasa aman mendapatkan
perlindungan dalam melaksanakan pekerjaannya, atau adanya kesamaan penilaian
atau rasa curiga, atau dapat pula menghadapi bersama atas perlakuan yang kurang
baik dalam bekerja. demikianlah apapun dasarnya, suatu kelompok mempunyai
sesuatu yang sama sebagai salah satu ciri yang dapat
mengdentifikasikan suatu kelompok.
Penguatan
yang di terima dari peroses interaksi dengan orang lain membimbing mereka
untuk mengenali dan memahami dirinya sebagai sesuatu yang special, sebagai
suatu kelompok yang unik. keunikan inilah yang memberikan pemahaman bahwa
orang-orang mengetahuinya sebagai suatu kelompok yang berbeda. Bentuk-bentuk
kelompok, antara lain:
a. Kelompok
primer (primary Group)
Orang yang pertama kali merumuskan
dan menganalisis suatu kelompok primer ini adalah Charles H.Cooley. Di dalam
bukunya organisasi-organisasi social. dia menulis sebagai berikut: “Yang saya
maksudkan dengan kelompok-kelompok primer itu adalah kelompok yang dengan
adanya keakraban, kerjasama dan hubungan
tatap muka”
Semua kelompok primer adalah
kelompok yang kecil ukurannya tetapi tidak semua kelompok kecil adalah primer
contoh dari kelompok primer adalah keluarga dan kolega (peer group ).
b. Kelompok
formal dan informal
Kelompok formal adalah suatu kelompok yang sengaja
dibentuk untuk melaksanakan suatu tugas tertentu.Anggota-anggotanya
biasanya diangkat oleh organisasi. Dan contoh dari kelompok formal itu
diantaranya komite atau panitia. unit-unit kerja tertentu seperti bagian,
laboraturium riset, dan pengembangan tim manajer, kelompok tukang pembersih,
dan lain sebagainya.
Adapun kelompok informal adalah suatu kelompok yang
tumbuh dari interaksi, daya tarik, dan kebutuhan-kebutuhan seseorang. anggota
kelompok tidak diatur dan diangkat, keanggotaan ditentukan oleh daya tarik
bersama dari individu dan kelompok.
c. Kelompok
terbuka dan tertutup
Cara
lain untuk menggolongkan kelompok ialah dengan cara membedakannya antara
kelompok terbuka dan tertutup. Kelompok terbuka ialah suatu kelompok yang
mempunyai rasa tanggap akan perubahan dan pembaharuan. Sedangkan Kelompok
tertutup adalah kecil kemungkinannya menerina perubahan dan pembaaruan, atau
mempunyai kecendrungan tetap menjaga kesetabilan.
d. Kelompok
referensi
Suatu kecendrungan yang positif dari perilaku manusia
ialah adanya usaha untuk mencari umpan ballik (feedback) tentang
dirinya. sehingga manusia berkeinginan untuk menilai dirinya. apakah dalam
menjalankan tugas berhasil atau tidak.
C.
PERILAKU
SISTEM ORGANISASI
1. Organisasi sebagai sistem social
Organisasi adalah Sekumpulan orang, yang
terdiri dari 2 orang atau lebih, yang
saling berinteraksi dan bekerjasama untuk mencapai ideal-ideal ataupun tujuan
organisasi. garis besar unsur-unsur pembentuk sebuah organisasi adalah Kumpulan
2 orang atau lebih berinteraksi dan bekerjasama mencapai tujuan bersama.
Pada dasarnya manusia memiliki batasan dan
tidak dapat hidup sendiri, sebagian besar tujuannya (keinginan) hanya dapat
terpenuhi apabila yang bersangkutan berhubungan dengan manusia lainnya.
Menurut Chester L barnard pembatasan-pembatasan
pencapaian tujuan ada 2 faktor :
• Pembawaan
biologis atau kemampuan seseorang
• Faktor-faktor fisik lingkungan
Sebuah
sistem sosial adalah suatu hubungan manusia yang kompleks dalam berinteraksi.
Dalam sebuah organisasi, sistem sosial mencakup semua orang di dalamnya dan
hubungan mereka antara satu orang dengan orang lain dan kepada dunia luar.
Pada awal,
organisasi masih berupa kumpulan orang. Kumpulan ini dibangun berdasarkan
undangan atau panggilan. Atau mungkin melalui rekrutmen. Jadi organisasi kita
masih seperti terminal bus. Banyak orang tapi tanpa sistem sosial.
Tugas kita
adalah membangun dan menata sistem sosial. Ada kehidupan bersama, ada hirarki
ada peran tapi ada kesatuan sosial. Melalui sistem sosial ini, ide bagus
dicerna dan dihayati, kemudian diekspresikan kembali dalam tindakan praktis.
Dalam
tingkat yang matang, sistem sosial ini tumbuh menjadi budaya organisasi. Kultur
organisasi. Jadi suatu sistem sosial merupakan bagian dari organisasi.
2.
Cara
pandang organisasi sebagai system
Dalam teori organisasi dikenal adanya bermacam-macam
pendapat tentang berbagai cara pandang, pendekatan, ajaran, tinjauan, model
ataupun konsepsi. Di antara berbagai macam cara pandang tidak satupun yang
memiliki kebenaran mutlak. Ini adalah salah satunya cara pandang organisasi
sebagai sistem.
Sistem adalah keterpaduan berbagai faktor yang saling
berhubungan dan saling tergantung yang terikat oleh asas-asas tertentu dalam
rangka pencapaian tujuan. Secara sederhana dalam cara pandang sistem terkandung
berbagai pengertian sebagai berikut :
1. Input
Merupakan unsur yang dimasukan untuk diolah.
2. Pengolahan
Kegiatan mengubah input menjadi output.
3. Output
Hasil yang didapat dari pengolahan.
4. Umpan
balik Reaksi yg timbul dari lingkungan terhadap input, pengolahan atau output umpan balik dibedakan menjadi dua yaitu:
Ø Umpan balik
positif Reaksi yang menunjukan adanya
persetujuan dengan sistem yang berjalan.
Ø Umpan balik
negatif Reaksi yang menunjukan ketidak sepakatan terhadap sistem karena
diketahui adanya penyimpangan.
5. Sistem tertutup dan sistem terbuka
Ø Sistem
tertutup : sistem yang batasanya tidak dapat ditembus oleh faktor lingkungan.
Ø Sistem
terbuka : sistem yang batasanya dapat ditembus oleh faktor lingkungan.
Sebenarnya hampir tidak ada Sistem
tertutup mutlak dan sistem terbuka mutlak. Maka lebih tepat Sistem relatif
tertutup dan sistem relatif terbuka.
Organisasi
merupakan sistem terbuka yang selalu terdapat input, pengolahan, output dan
umpan balik. Di samping itu organisasi tidak berada di dalam kekosongan
melainkan dalam interaksi dengan lingkungan. Antara organisasi dengan
lingkungan perlu adanya penyesuaian. Organisasi dapat menyesuaikan lingkungan
atau apabila mampu merubah lingkungan. Organisasi harus sadar akan
lingkungannya, bahwa unsur lingkungan berjumlah banyak dan berubah-ubah.
3.
Ruang
Lingkup Organisasi dan Metode (O & M)
a.
Pengertian O & M
Rangkaian kegiatan penyempurnaan yang dilakukan secara
terus menerus agar tujuan organisasi dapat tercapai dengan efisien. Lingkup
kegiatan O & M meliputi penyempurnaan segala aspek administrasi. Efisiensi
: perbandingan terbaik atau rasionalitas antara hasil (output) yang diperoleh
dengan kegiatan yang telah dilakukan serta sumber dan waktu yang digunakan. Efesiensi = ( output dibagi input
) Efisiensi harus diperhatikan benar karena merupkan syarat atau ukuran pada
pelaksanan kerja yang setepat tepatnya.
Syarat pencapaian efisiensi :
1) Pencapaian
target harus berhasil guna
2) Pencapaian
efektif
3) Dapat
dipertanggungjawabkan
4) Pembagian
kerja
5) Prosedur
yang praktis
b.
Fungsi satuan O & M
Satuan O
& M sebagai satuan penataan yang memiliki fungsi sbb:
1.
Memelihara struktur organisasi yang
baik.
2.
Mengusahakan agar terlaksana dengan
baik penerapan asas organisasi.
3.
Mengusahakan agar terpelihara
pola-pola hub kerja yang sederhana, jelas, dan rasional.
4.
Mengusahakan agar pencapaian tujuan
organisasi dapat erlangsung secara
efisien.
c.
Kegiatan O & M
1) Analisis
organisasi
2) Analisis
kepegawaian
3) Komunikasi
dalam organisasi
4) Tentang tata
kerja, prosedur kerja dan sistem kerja
5) Penyederhanaan
kerja
6) Organisasi
unit, dll
BAB III
KESIMPULAN
Perilaku
individual adalah suatu reaksi yang dimiliki oleh seorang individual terhadap
segala sesuatu yang dilihat, dirasa dan dipahami untuk slanjutnya terbentuk
dalam perbuatan atau sikap. Dalam konteks ilmu perilaku dijelaskan bahwa setiap
orang memiliki pandangan yang berbeda-beda dalam menilai dan memahami setiap
keadaan apalagi jika itu dituangkan dengan latar belakang yang pernah
dijalaninya. Perilaku
individu dalam organisasi adalah bentuk interaksi antara karakteristik individu
dengan karakteristik organisasi. Dalam hal ini perbedaan individu muncul karena
beberapa faktor diantaranya adalah sebagai berikut:
·
Kemampuan yang tidak sama antar manusia satu dengan manusia
lain
·
Kebutuhan yang berbeda-beda antar manusia
·
Orang berpikir tentang masa depan dan membuat pilihan
bagaimana bertindak untuk mencaoai masa depan
·
Hubungan dengan pengalaman masa lalu dan kebutuhannya
·
Reaksi-reaksi yang timbul akibat kesenangan atau ketidak senangan
Perilaku
kelompok atau tim kerja adalah sekelompok orang yang memiliki kesamaan visi dan
misi yang bekerja dalam usaha melaksanakan terwujutnya pekerjaan tersebut.
Pembentukan tim kerja dilakukan karena ada keinginan untuk mempercepat suatu
pekerjaan agar terlaksana sesuai dengan waktu yang ditargetkan.
Dari pemahaman beberapa teori pembentukan kelompok, dapat kemudian
diidentifikasi karakteristik dari suatu kelompok itu, menurut Reitz
karakteristik yang menonjol dari suatu kelompok itu, antara lain :
a) Adanya dua
orang atau lebih
b) yang
berinteraksi satu sama lainnya berarti, bahwa anggota kelompok paling sedikit
sekali-kali bertemu, becakap-cakap dan mengerjakan sesuatu besama –sama
c) yang saling
membagi beberapa tujuan yang sama berarti, bahwa anggota-amnggota
kelompok mempunyai kesamaan.
Pada awal,
organisasi masih berupa kumpulan orang. Kumpulan ini dibangun berdasarkan
undangan atau panggilan. Atau mungkin melalui rekrutmen. Jadi organisasi kita
masih seperti terminal bus. Banyak orang tapi tanpa sistem sosial.
Tugas kita
adalah membangun dan menata sistem sosial. Ada kehidupan bersama, ada hirarki
ada peran tapi ada kesatuan sosial. Melalui sistem sosial ini, ide bagus
dicerna dan dihayati, kemudian diekspresikan kembali dalam tindakan praktis.
DAFTAR
PUSTAKA
1.
Badeni, M.A, Prof, Dr, 2014,
Kepemimpinan dan perilaku organisasi, Alfabeta, Bandung
2.
Deddy mulyadi, M.Si, Prof, Dr, 2015,
Perilaku Organisasi dan kepemimpinan pelayanan, Alfabeta, Bandung
3.
Cane, Sheila, 1998, Kaizen
Strategies for Winning Through People, (alih Bahasa Martin Widjokongko), interaksara,
Batam
4.
Erliana Hasan, M.Si., 2010.
Komunikasi Pemerintahan. Bandung: Refika Aditama.
5.
Hermino, Agustinus, 2013, Assesmen
Kebutuhan Organisasi Persekolahan, PT. Gramedia, Jakarta.
6.
Irham fahmi, SE, M.Si, 2016,
Perilaku organisasi teori, aplikasi dan kasus, Alfabeta, Bandung
7.
Sunyoto, Danang, 2013, Teori,
Kuisioner,dan Proses Aalisis Data Perilaku Organisasi, Jakarta, Center
Academic Publishing Cervice
8.
Veitthzal Rivai, Prof, Dr, 2012,
Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, Rajawali Press, Jakarta.
9.
Wibowo, M.Phil, Prof, Dr, 2013,
Perilaku Dalam Organisasi, Rajagrafindo Persada, Jakarta
10.
Winardi,S.E,Prof,DR, 1990, Asas-Asas
Manajemen, Mandar Maju, Bandung.
TAHAPAN
AUDIT
1. Tahapan Perencanaan
Sebagai suatu pendahuluan mutlak perlu dilakukan agar auditor mengenal benar obyek yang akan diperiksa sehingga menghasilkan suatu program audit yang didesain sedemikian rupa agar pelaksanaannya akan berjalan efektif dan efisien.
2. Mengidentifikasikan Resiko Dan Kendali
Untuk memastikan bahwa qualified resource sudah dimiliki, dalam hal ini aspek SDM yang berpengalaman dan juga referensi praktik-praktik terbaik.
3. Mengevaluasi Kendali Dan Mengumpulkan Bukti-Bukti
Melalui berbagai teknik termasuk survei, interview, observasi, dan review dokumentasi.
4. Mendokumentasikan
Mengumpulkan temuan-temuan dan mengidentifikasikan dengan auditee.
5. Menyusun Laporan
Mencakup tujuan pemeriksaan, sifat, dan kedalaman pemeriksaan yang dilakukan.
Sebagai suatu pendahuluan mutlak perlu dilakukan agar auditor mengenal benar obyek yang akan diperiksa sehingga menghasilkan suatu program audit yang didesain sedemikian rupa agar pelaksanaannya akan berjalan efektif dan efisien.
2. Mengidentifikasikan Resiko Dan Kendali
Untuk memastikan bahwa qualified resource sudah dimiliki, dalam hal ini aspek SDM yang berpengalaman dan juga referensi praktik-praktik terbaik.
3. Mengevaluasi Kendali Dan Mengumpulkan Bukti-Bukti
Melalui berbagai teknik termasuk survei, interview, observasi, dan review dokumentasi.
4. Mendokumentasikan
Mengumpulkan temuan-temuan dan mengidentifikasikan dengan auditee.
5. Menyusun Laporan
Mencakup tujuan pemeriksaan, sifat, dan kedalaman pemeriksaan yang dilakukan.